Bak mandi beserta gayungnya adalah merupakan bagian dari kamar mandi kebanyakan masyarakat Indonesia, kecuali di kota-kota besar dimana budaya tradisional ini sudah mulai ditinggalkan karena pada umumnya orang mulai beralih ke budaya ‘shower’, plus ‘bathtub’ nya bagi yang mampu.
Terkait dengan budaya bak mandi serta gayungnya tersebut, keluhan (atau tepatnya omelan) pemilik rumah (atau induk semang kosan mahasiswa, misalnya) atas kelupaan salah satu penghuni untuk menutup kran bak mandi sudah lazim didengar. Biasanya penghuni baru engah kalau suara air luber di kamar mandi sudah terdengar, atau mulai curiga mendengar desingan suara pompa air yang terus menerus hidup tidak kunjung berhenti yang menandakan ada kran air yang terbuka.
Keluhan atau omelan tersebut bisa juga terjadi pada situasi kebalikannya, yaitu penghuni rumah mengumpat habis-habisan karena ketika masuk ke kamar mandi ternyata bak mandi kering kerontang karena yang mandi sebelumnya kelupaan membuka kran airnya, ditambah bak mandi tersebut memang ada ‘bocor halus’ sehingga air yang tinggal sedikit menjadi habis total.
Di luar daripada itu, di masa sekarang penghamburan air secara sia-sia sudah barang tentu cara hidup yang harus sudah jauhj ditingalkan, terkait konservasi energi dan lingkungan hidup.
Kran bak mandi otomatis seperti pada foto merupakan jawaban tepat untuk permasalahan di atas. Kran tepat-guna tersebut mudah dalam pembuatannya dan ekonomis dari segi biayanya. Mungkin kalau dibandingkan dengan harga sebuah kran air merek terkenal biaya membuat kran bak mandi otomatis tersebut jauh lebih murah. Material yang digunakan mudah diperoleh di toko-toko bahan bangunan, dan berharga murah. Berikut adalah rinciannya:
- Double nipple: kuningan ½” - 1 buah
- Elbow (Keni) drat dalam PVC ½” - 2 buah
- Sok drat dalam PVC ½” - 2 buah
- Stop kran ½” - 1 buah
- Set pelampung yang sesuai - 1 set
- Lem PVC - 1 tube
- Seal tape - 1 rol
- Potongan pila PVC ½” - +/- 20 cm
Sedikit pengaturan mungkin perlu dilakukan terkait penentuan permukaan air maksimum dimana pelampung harus menutup habis aliran air ke bak. Ini tentunya berhubungan dengan jarak antara lubang kran yang ada di dinding dengan ketinggian mulut bak. Pengaturan dilakukan dengan memotong seperlunya masing-masing kedua keni, dan kalau perlu juga kedua sok drat dalam, secukupnya (sebelum merakit dan me-lemnya) sehingga diperoleh desain yang optimum.
Penampilan perangkat kran bak mandi otomatis ini memang kurang sreg di hati, apalagi kalau material bak mandi serta perlengkapan lainnya yang ada di kamar mandi adalah ‘berkelas’ sehingga adanya kran otomatis ini bisa merusak pemandangan. Hal ini bisa diatasi dengan kamuflase yang sesuai sehingga sebagian besar perangkat kran otomatis ini tidak akan terlihat, kecuali bola pelampungnya yang mau tidak mau harus kelihatan karena pada saat air bak berkurang bola pelampung tersebut akan turun mengikuti permukaan air, atau malah menggantung tidak menyentuh air kalau volume pemakaian air jauh melebihi debit air yang keluar dari kran.
Untuk keperluan menguras bak mandi, stop kran yang terpasang difungsikan untuk menutup aliran air, dan pelampungpun kalau perlu bisa dilepas untuk memudahkan pergerakan saat menguras.
Bagi yang berminat, selamat mencoba.