Selamat Datang di Blog Alpha Rho

Senin, 26 April 2010

Piaraan: Iteung



Iteung Ultah ke 16





















Per hari ini, Jum'at 4 Januari 2019, Iteung sudah 16 tahun tinggal bersama sebagai 'anggauta keluarga'. Kekurangannya hanyalah belum resmi tercacat dalam KK (kartu Keluarga), itupun kalau memang seekor monyet boleh dimasukkan dalam KK.

Berawal dari kunjungan ke Bandung di awal tahun baru 2003, pada tanggal 4 Januari 2003 disempatkan jalan-jalan ke Bandung Indah Plaza (BIP) untuk sekedar cuci mata ber 'window shopping' ria. Di area pintu masuk BIP rupanya banyak dijual binatang-binatang lucu seperti tupai, bunglon, merpati, kuskus, dan tak ketinggalan seekor monyet kecil lucu berbulu lebat berwarna hitam legam gentayangan di antara binatang-binatang lainnya. Kelakuannya cuek bebek dengan keadaan sekitarnya. Umurnya mungkin masih sekitar 2-3 mingguan, kelihatan dari cara berjalannya yang masih sempoyongan. Singkat cerita, setelah tawar menawar dengan si Akang penjualnya, monyet kecil berbulu hitam itu pindah tangan 'ditukar' dengan uang seratus ribu rupiah.

Sejak itulah Iteung, karena bulunya hideung (hitam), demikian monyet kecil itu dinamai, tinggal sebagai anggauta keluarga di rumah. Sayang disayang, warna bulunya yang hitam itu ternyata hanya bertahan beberapa minggu karena setiap selesai dimandikan memakai shampo (seminggu sekali) warna hitamnya berangsur-angsur hilang menjadi warna abu-abu seperti warna monyet umumnya. Rupanya warna hitam bulunya itu akal-akalan si Akang penjualnya saja, yaitu dengan mengecat bulu aslinya menjadi hitam. Walaupun demikian, terlanjur sudah dibuatkan 'bubur merah dan bubur putih', namanya tetap tidak diganti, tetap Iteung.

O iya, sesuai namanya yang feminin, Iteung adalah betina tulen dan dari jenis Macaca Fascicularis. Monyet jenis ini disebut juga 'Long Tailed Macaca' (Macaca Buntut Panjang) atau juga 'Crab Eating Macaca, (Macaca Pemakan Kepiting). Menurut literatur, disebut monyet pemakan kepiting karena umumnya mereka tinggal di rawa-rawa dan mempunyai kebiasaan 'memancing' kepiting dengan cara menyelupkan buntutnya ke dalam rawa, dan ketika kepiting menggigit ujung buntutnya maka dengan segera diangkatnya untuk kemudian disantapnya, diluar cerita tentang perjuangan monyet tersebut dalam menaklukkan kepiting yang sudah pasti meronta-ronta dan akan menyerang dengan capitnya itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar